Beranda | Artikel
Wasiat Takwa
Kamis, 15 September 2022

Bersama Pemateri :
Ustadz Anas Burhanuddin

Wasiat Takwa merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Anas Burhanuddin, M.A. dalam pembahasan Wasiat Sughra Ibnu Taimiyah. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 16 Safar 1444 H / 13 September 2022 M.

Kajian Tentang Wasiat Takwa

Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwasannya wasiat terbaik adalah wasiat Allah dan RasulNya kepada umat ini. Yakni wasiat untuk bertakwa kepada Allah. Tapi dengan catatan, yaitu kalau kita memahami wasiat tersebut kemudian mengamalkannya. Ini adalah sebuah catatan sangat penting yang mengingatkan kita bahwasanya sebaik apapun wasiat kalau kita tidak paham atau kita paham tapi tidak mengamalkannya, maka sama saja dia tidak akan menjadi wasiat yang baik. Maka penting bagi kita untuk memahami dan mengamalkan wasiat takwa.

Wasiat takwa juga merupakan wasiat yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada Muadz bin Jabal Radhiyallahu ‘Anhu. Dimana Beliau mengatakan:

اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

“Bertakwalah engkau kepada Allah dimanapun engkau berada, ikutilah keburukan dengan kebaikan niscaya kebaikan akan menghapuskan keburukan, dan perlakukanlah manusia dengan perlakuan yang baik.” (HR. Tirmidzi)

Lihat: Hadits Arbain ke 18 – Hadits Tentang Takwa

Wasiat ini beliau sampaikan kepada seorang Mu’adz bin Jabal yang begitu dekat dengan beliau dan begitu bertakwa. Maka kita bisa simpulkan bahwasanya ini adalah sebuah wasiat yang sangat penting dan mencakup.

Adapun penjelasan kenapa wasiat ini disebut sebagai wasiat yang mecakup adalah karena seorang hamba memiliki dua kewajiban, yaitu hak Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hak hamba-hamba Allah.

Kita mempunyai kewajiban kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala; misalnya kewajiban untuk beriman kepadaNya, menjalankan shalat lima waktu, puasa Ramadhan, menunaikan zakat, menjalankan ibadah haji, ini semuanya adalah hak Allah Subhanahu wa Ta’ala atas kita.

Kita juga memiliki kewajiban-kewajiban kepada Allah tapi yang sifatnya horizontal, yaitu terkait dengan hamba-hamba Allah. Baik itu adalah pasangan, anak, tetangga, ataupun kawan-kawan kita. Kita punya kewajiban untuk memberikan nafkah kepada keluarga, kewajiban mendidik dan menyelamatkan mereka dari api neraka. Juga kewajiban untuk menghormati tetangga, tamu, melunasi utang jika memiliki utang kepada orang lain. Ini adalah kewajiban yang berhubungan dengan hak sesama manusia.

Dalam kewajiban-kewajiban ini kita terkadang teledor atau kurang dalam menjalankannya. Baik itu dengan meninggalkan kewajiban sesuatu yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, atau juga kadang-kadang dengan melanggar sesuatu yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan kepada Mu’adz bin Jabal “Bertakwalah engkau kepada Allah dimanapun engkau berada.” Ini adalah sebuah kalimat yang mencakup (maknanya luas).

Hadits ini benar-benar berhubungan dengan semua aspek kehidupan kita. Sehingga kalau kita bisa mengamalkan hadits ini, maka kita untung besar, kita bisa memberikan sikap yang tepat dalam berbagai aspek kehidupan. “Bertakwalah kepada Allah dimanapun engkau berada.”

Pada sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam “dimanapun engkau berada,” terdapat realisasi kebutuhan seorang hamba untuk bertakwa kepada Allah dalam keadaan tersembunyi maupun dalam keadaan terbuka.

Apa itu takwa? Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian Wasiat Takwa


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/52130-wasiat-takwa/